Gak Suka Stadion Sepi, Rudiger Terkadang Sengaja Provokasi Lawan!
Gak Suka Stadion Sepi, Rudiger Terkadang Sengaja Provokasi Lawan! - Antonio Rudiger secara terbuka menyatakan sisi badungnya di lapangan. Dia mengaku sering sengaja memprovokasi lawan untuk memanaskan suasana stadium.
Rudiger menuntaskan salah satu transfer heboh musim panas ini. Dia meninggalkan Chelsea untuk bergabung dengan Real Madrid secara free transfer.
Beberapa tahun terakhir Rudiger masuk dalam kategori bek tengah terbaik di dunia. Dia dikenal dengan karakter tangguh di lini belakang dan berani beradu dalam duel-duel fisik.
Rudiger pun sering terlibat konfrontasi dengan pemain lain di lapangan. Dia tidak menahan diri untuk beradu fisik dengan lawan.
Prediksi Bola Akurat.
Situts SBOBET Terpercaya
Baca Juga: Curhat Shakira Soal Kandasnya Hubungan dengan Gerard Pique: Saya Sudah Korbankan Karier
Terkadang sengaja
Menariknya, Rudiger kini mengaku bahwa dia terkadang sengaja memprovokasi lawan dalam konfrontasi. Dia terkadang sengaja menghantam lawan agar stadion jadi lebih panas.
"Sejujurnya, saya terkadang sengaja menghantam lawan karena kondisi stadion terlalu sepi bagi saya selama pertandingan. Saya ingin memanaskan stadion dengan cara itu," ujar Rudiger di Sky Sports.
"Saya suka menganalisis lawan saya dan berpikir: 'Oke, coba kiat lihat bagaimana reaksi mereka jika saya sedikit memprovokasi'."
"Namun, bukan berarti saya sengaja memilih pemain di setiap pertandingan. Hal semacam itu terjadi secara spontan," imbuhnya.
Musim ini menandai era baru dalam karier Rudiger. Dia melanjutkan kariernya di Real Madrid, tentu butuh proses adaptasi.
Carlo Ancelotti adalah pelatih yang ikut membantu Antonio Rudiger beradaptasi di Real Madrid. Pemain asal Jerman tersebut mengungkapkan sebuah perlakuan yang mengejutkan dari sang pelatih kepada dirinya.
“Saya hanya baru beberapa jam bersama keluarga saya di rumah baru. Kami sedang barbeque. Tiba-tiba, bel rumah berbunyi. Saya membukanya dan Carlo Ancelotti hanya berdiri di depan saya. Sebuah momen yang wow,” ungkap Rudiger kepada Sport1.
“Dia duduk bersama kami di meja, makan bersama kami, dan mengenal keluarga saya. Sangat normal, sangat rendah hati. Dia ada di sana selama dua jam. Kami berbicara segalanya."