Header Ads

Header ADS

Wawancara Eklusif Alex Fernandez: Cabut dari Real Madrid Bukan Akhir Dunia!

Wawancara Eklusif Alex Fernandez: Cabut dari Real Madrid Bukan Akhir Dunia! Nama Alex Fernandez mungkin tidak asing di telinga para penggemar La Liga. Ia saat ini menjadi salah satu pilar penting dari Cadiz.

Pemain berusia 29 tahun itu sudah membela Cadiz sejak tahun 2017. Ia menjadi salah satu sosok penting yang membawa Cadiz promosi ke La Liga di tahun 2020 silam.

Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa pemain yang memiliki nama lengkap Alejandro Fernandez Iglesias ini mengawali karirnya di salah satu raksasa La Liga, Real Madrid. Ia bahkan sudah mendapatkan debutnya di tim utama Los Blancos pada tahun 2011 silam.

Fakta menariknya lagi, Alex memiliki saudara yang saat ini masih aktif bermain di Real Madrid. Dia adalah Nacho Fernandez yang hingga saat ini masih jadi andalan di lini pertahanan El Real.

Namun mengapa Alex tidak mengikuti jejak sang kakak untuk bermain terus di Real Madrid?Sahabat303 mendapatkan kesempatan untuk mendiskusikan topik itu bersama Alex secara ekslusif. Simak apa yang kami obrolkan di bawah ini.

Prediksi Bola Hari Ini

Prediksi Bola Akurat.

Situts SBOBET Terpercaya

Wawancara Ekslusif Pertama
Sahabat303: Halo Alex, terima kasih sudah meluangkan waktumu. Pertanyaan pertama dari kami dan mungkin pertanyaan ini sudah sering ditanyakan padamu, adalah semua orang tahu bahwa kamu pernah bermain di Real Madrid. Namun pada tahun 2013 kamu memutuskan untuk pergi dari Madrid dan bergabung dengan Espanyol. Apa yang membuat kamu memutuskan pergi dari Real Madrid pada saat itu dan mengapa kamu memilih Espanyol?

Alex: Saya sangat bahagia di Real Madrid. saya menghabiskan 10 tahun karir saya di sana. Real Madrid adalah rumah saya, dan keluarga saya juga tinggal di sana. Kakak saya juga bermain untuk Real Madrid. Tetapi saya punya sedikit masalah saat pembaharuan kontrak. Saya memutuskan bersama dengan klub bahwa saya harus mengambil langkah lain dalam karir saya, yaitu bermain di liga utama [La Liga].

Saya memutuskan pindah ke Espanyol, karena Espanyol adalah klub yang bagus di Spanyol. Mereka adalah klub tua yang bagus untuk pemain muda. Jadi saya mengambil keputusan [untuk pindah ke Espanyol] bersama dengan Real Madrid, dan saya bahagia berada di Real Madrid, karena di usia saya sekitar 18-19 tahun, saya sudah bisa bermain di La Liga. Jadi saya rasa pindah ke Espanyol adalah keputusan yang bagus.

Sahabat303: Selama karirmu, kamu pernah bermain di Kroasia bersama HNK Rijeka dan di Inggris bersama Reading. Apa perbedaan yang kamu rasakan bermain di dua negara itu, dan apakah masa peminjamanmu di kedua klub itu memberikan dampak bagi karirmu?

Alex: Saya punya pengalaman yang luar biasa saat dipinjamkan baik saat di Inggris maupun di Kroasia. Kedua negara ini sangat berbeda dengan Spanyol untuk masalah gaya bermain, gaya hidup tapi saya belajar banyak di sana. Di Kroasia, saya mengembangkan permainan fisik saya dan di Inggris saya belajar sepakbola yang luar biasa. Permainan di Inggris sangat berbeda dengan di Spanyol, di mana pertandingan di sana lebih kompetitif dan juga lebih mengandalkan aspek fisik sementara di Spanyol lebih mengandalkan teknik dan taktikal. Saya berkembang pesat di sana, dan saya menjadi pemain yang lebih komplet, jadi pengalaman saya di Inggris dan Kroasia sangat bagus untuk saya, mungkin bukan karena jumlah pertandingan yang saya mainkan, tetapi karena sensasi yang saya rasakan. Jadi sekarang saya bisa jadi pemain besar di Cadiz karena saya belajar banyak di tahun-tahun.

Wawancara Ekslusif Kedua
Sahabat303: Setelah kamu promosi ke La Liga bersama Cadiz, kamu memiliki sejumlah kesempatan untuk berhadapan dengan kakakmu, Nacho. Apakah kamu punya ritual khusus sebelum menghadapi kakakmu? Mungkin kamu cuma sekedar menyapanya atau mungkin kalian saling 'mengejek' satu sama lain?

Alex: Itu pertanyaan yang bagus. Ketika saya akan menghadapinya, saya tidak akan banyak bicara dengannya sebelumnya. Karena pertandingan itu adalah pertandingan yang penting bagi kami. Saya punya tim saya, dia juga punya timnya sendiri, Saya punya target saya sendiri yang berbeda dari targetnya. Saya sangat mencintai kakak saya, dan bermain menghadapinya itu sesuatu yang spesial bagi saya, dan bertanding melawannya merupakan momen yang penting bagi kami.

Tapi saya ingin mengalahkannya, karena itu sangat penting bagi saya, klub saya dan juga para pendukung kami. Jadi ketika saya menghadapinya, saya akan menikmati momen tersebut. Saya terkadang tidak mempedulikan hasilnya, namun pada akhirnya saya ingin menang. Saya sangat mencintai kakak saya, tapi saya ingin memenangkan pertandingan. Ini situasi yang sulit, karena pada kondisi normal anda tentu tidak ingin menghadapi kakak anda sendiri. Namun inilah sepakbola, kami kompetitif dan juga profesional, jadi kami ingin menang.

Sahabat303: Saat Cadiz pertama kali promosi ke La Liga, kalian punya reputasi sebagai tim penakluk raksasa, karena kalian mengalahkan Real Madrid dan Barcelona. Bisa kamu ceritakan apa rahasia kalian bisa menaklukkan tim-tim beasr ini?

Alex: Rahasianya ada di tim kami. Tim kami selalu dekat satu sama lain dan kami sudah seperti keluarga di sini dan mungkin itu rahasianya. Ketika anda menghadapi tim-tim besar, tim-tim 'monster', anda harus bersatu, anda harus saling membantu satu sama lain.

Kami memang melakukan hal yang bagus saat melawan tim besar, namun kami tidak memiliki rahasia khusus untuk mengalahkan mereka. Jika kami memiliki rahasia itu, kami sudah akan menggunakannya dan kami saat ini sudah bermain di Liga Champions. Kami adalah tim yang bagus, kami juga kompetitif, kami siap untuk memenangkan setiap pertandingan. Namun kami juga memiliki keberuntungan, kami juga bekerja keras di balik layar, dan kami punya kans untuk mengalahkan mereka.

Wawancara Ekslusif Ketiga
Sahabat303: Kamu telah lima tahun bermain di Cadiz. Siapa sih rekan setim terbaikmu hingga saat ini?

Alex: Rekan setim terbaik? Untuk sekarang mungkin saya akan memilih Choco Lozano. Bagi saya, dia pemain terbaik di tim ini, dia pemain yang luar biasa. Di enam tahun bersama Cadiz, saya bermain dengan banyak pemain yang luar biasa. Ada Roberto Pereyra yang sekarang bermain di Granada, saya juga bermain dengan Pacha Espino yang sekarang masih ada di tim ini, dia pemain yang sangat bagus dengan masa depan yang bagus. Lalu ada juga Lucas Perez, Alvaro Negredo, dan kami punya banyak pemain yang bagus. Namun jika saya harus memilih satu di antara mereka, maka saya akan memilih Choco Lozano.

Sahabat303: Cadiz bisa dikatakan mengawali musim ini dengan kurang baik. Namun baru-baru ini kalian berhasil memenangkan pertandingan pertama kalian musim ini melawan Real Valladolid. Menurutmu, apakah ini akan jadi titik balik bagi Cadiz?

Alex: Ya, pertandingan terakhir itu sangat penting buat kami baik terkait hasil, sensasinya. Kemenangan ini menjadi dorongan yang positif bagi untuk mempersiapkan diri untuk pertandingan-pertandingan berikutnya. Kami sekarang sudah memiliki tiga poin dan situasi ini sangat berbeda ketika kami tidak memiliki poin sama sekali. Kami akan menghadapi pertandingan besar melawan Villarreal di hari Sabtu, kami bermain di kandang kami sendiri di depan para pendukung kami. Kami siap untuk mengalahkan mereka, karena kami berlatih dengan baik dan kami memiliki perasaan yang bagus jelang laga ini.

Sahabat303: Pertanyaan terakhir nih dari kami. Andai kamu tidak menjadi pesepakbola, kamu bakal menekuni profesi apa?

Alex: Saya mungkin akan menekuni pendidikan untuk menjadi pelatih olahraga atau sejenisnya. Tapi saya akan menekuni studi saya tersebut. Dalam situasi yang normal, saya akan memilih untuk mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan olahraga, mungkin mengenai bola basket, sepak bola, karena saya suka olahraga dan saya suka orang-orang di dunia olahraga. Mungkin saya akan bekerja menjadi komentator sepakbola atau NBA.
Diberdayakan oleh Blogger.
Rainbow Pinwheel Pointer