Header Ads

Header ADS

10 Kandidat Terkuat Juara Piala Dunia 2022, Akahkah Ada Kampiun Baru?


10 Kandidat Terkuat Juara Piala Dunia 2022, Akahkah Ada Kampiun Baru? - Tak terasa pesta sepak bola sejagat raya ini tinggal menghitung bulan. Beberapa tim layak dikedepankan sebagai calon kampiun.

Berbeda dengan edisi sebelum-sebelumnya, Piala Dunia 2022 ini akan digelar di Qatar pada November hingga Desember mendatang. Masa ini adalah pertengahan musim di kompetisi top Eropa.

Namun, nuansa kompetitif membuat adangan itu akan menjadi tantangan tersendiri bagi tim pelatih dan pemain. Nah, seperti biasa, selalu ada beberapa tim yang dianggap mumpuni sehingga layak menjadi jagoan.

Tanpa menafikan tim-tim lain, sederet negara di bawah ini kembali berpotensi mengulang pencapaian terbaik mereka di turnamen paling bergengsi empat tahunan. 

Berikut ini 10 negara yang layak dijagokan di Piala Dunia 2022 Qatar.

Inggris
Datang dengan sederet pemain terbaiknya, Inggris siap memburu gelar keduanya seperti yang mereka torehkan di Piala Dunia 1966 di Wembley. The Three Lions mengalami kemajuan pesat di bawah asuhan Gareth Southgate.

Pada Piala Dunia 2018, Inggris tampil mengilap dan finis di peringkat keempat. Sebuah pencapain hebat, mengingat mereka tak pernah lagi merasakan babak semifinal sejak edisi 1990.

Baca Juga : Prediksi Borneo FC vs PSS Sleman 11 Juli 2022

Di pentas Euro 2020, Tiga Singa juga memesona. Mereka tampil sebagai runner up. Berbekal pencapaian tersebut, Harry Kane dkk lebih percaya diri untuk menyegel status kampiun.


Belgia
Belgia tetap menjadi ancaman serius meski belum pernah merasakan manisnya gelar juara. Di Qatar nanti, tak sedikit yang memfavoritkan De Rode Duivels.

Dihuni pilar-pilar mumnpuni di semua lini macam Kevin de Bruyne, Thibaut Courtois, Axel Witsel, dan Romelu Lukaku, Belgia siap melangkah jauh. Status peringkat 1 FIFA, armada Roberto Martinez bakal menjadi momok bagi lawan-lawannya.

Empat tahun silam, Belgia merangsek hingga ke semifinal dan menyabet peringkat ketiga. Itu merupakan pencapain terhebat mereka di era Generasi Emas-nya.


Jerman
Dijuluki spesialis turnamen, Jerman merupakan langganan Piala Dunia. Mereka hanya dua kali absen, edisi 1930 dan 1950.

Sejauh ini, Die Mannschaft telah mengantongi empat gelar juara yakni 1954, 1974, 1990, dan terakhir 2014. Sayang, di edisi 2018 mereka tampil melempem.

Kala itu, datang sebagai juara bertahan, Jerman justru tersisih di awal turnamen. Manuel Neuer hakulyakin Jerman bisa bangkit dan kembali digdaya di bawah ramuan pelatih Hansi Flick. "Menjuarai Piala Dunia 2022 adalah hal realistis bagi kami. Kami punya peluang untuk itu," kata Neuer


Portugal
Tak lama setelah memastikan diri lolos ke putaran final Piala Dunia 2022, Cristiano Ronaldo langsung menebar teror. "Tujuan tercapai, kami berada di Piala Dunia Qatar. Kami berada di tempat yang tepat! Forca Portugal!" tulis Ronaldo di Instagram pribadinya.

Ronaldo tak sedang sesumbar. Pentas Euro 2016 bisa menjadi acuan. Saat itu, , Selecao das Quinas kurang diunggulkan.

Akan tetapi, Ronaldo and kolega justru keluar sebagai juara usai mengalahkan tim unggulan Prancis di final. Pelatih Fernando Santos pastinya sudah menyiapkan strategi jitu guna memahat sejarah di Qatar. Adapun Portugal belum pernah juara. Pencapaian terbaik mereka hanya sampai peringkat ketiga. Itu tersaji di Piala Dunia 1966.


Senegal
Boleh dibilang, Senegal adalah kuda hitam yang siap memberikan kejutan di Qatar. Edisi 2002 merupakan kiprah pertama mereka di Piala Dunia.

Kala itu Senegal langsung melakukan gebrakan spektakuler lantaran mampu bertahan sampai perempatfinal. Membanggakan, karena tidak ada tim Afrika yang pernah berhasil melampaui perempat final Piala Dunia sejauh ini.

Senegal juga punya pelatih nyentrik bertangan dingin, Aliou Cisse. Pada 2021 lalu, sang nakhoda mempersembahkan gelar juara Piala Afrika bagi rakyat Senegal. Berbekal sederet pemain bintang seperti Cheikhou Kouyate, Sadio Mane, Kalidou Koulibaly, dan Abdou Diallo, Les Lions de la Teranga siap menerkam lawan-lawanya.


Uruguay
Lama tak naik podium kehormatan, La Celeste akan bangkit dari keterpurukannya yang panjang. Setelah 1930 dan 1950, Uruguay tak pernah lagi mengangkat trofi.

Pada Piala Dunia 2018 lalu misalnya, mereka hanya sampai perempatfinal. Sebuah torehan yang menyesakkan, mengingat Uruguay tak pernah kehabisan stok pemain bintang.

Kini, di bawah rezim Diego Alonso, La Celeste bernazar mengulang sejarah. Menggantikan pelatih legendaris Oscar Tabarez, Alonso tak butuh waktu lama untuk langsung nyetel dengan Luis Suarez dan kawan-kawan.


Belanda
Akankah kutukan segera berakhir bagi Belanda? Tiga kali menjadi runner up, yakni 1974, 1978, dan 2010, membuat rakyat Belanda kembali harap-harap cemas. Van Gaal, sang pelatih, tahu betul apa yang diharapkan pendukung De Oranje.

"Target saya ingin jadi juara dunia," kata Van Gaal, dilansir AP. "Tapi saya tidak bisa melakukannya sendiri," imbuhnya. Itu berarti, Virgil van Dijk dkk punya misi maha berat: mengakhiri kutukan. Semoga!


Spanyol
Satu gelar Piala Dunia 2010 dan tiga Piala Eropa (1964, 2008, 2012) menempatkan Spanyol di daftar elite kandidat juara kali ini. Cukup lama tak naik podium kehormatan menambah elan para penggawa La Furia Roja kian membara.

Dani Carvajal, Pedri, Rodri, dan Ferran Torres merupakan segelintir nama beken yang dibawa pelatih Luis Enrique ke Qatar. Enrique sendiri maju tak gentar.

"Gaya kami sangat jelas dan akan sangat sulit untuk bermain melawan kami. Ini adalah pesan yang harus saya berikan. Kami menghormati lawan kami, siapa pun bisa mengalahkan kami, tetapi kami juga bisa mengalahkan siapa pun," katanya


Brasil
Torehan lima kali juara (1958, 1962, 1970, 1994, dan 2002) menempatkan Brasil di urutan teratas daftar pemenang Piala Dunia sepanjang masa. Setelah gagal di beberapa edisi, A Seleção bertekad menjadikan Qatar sebagai ajang kebangkitan.

Pada kualifikasi zona Conmebol, Neymar dkk melaju tanpa hambatan dan duduk jemawa di puncak klasemen. "Saatnya kembali ke final dan menjadi juara," kata Tite, sang nakhoda.


Argentina
Masih ingat final Piala Dunia 2014? Saat itu, Argentina bersua Jerman di final. Rakyat Argentina merapalkan doa tak henti dengan satu asa: La Albiceleste tampil sebagai juara.

Sayang, Argentina kalah 0-1. Mimpi untuk mengulang sukses di dua edisi sebelumnya, 1978 dan 1986, pupus sudah.

Lionel Messi merupakan sosok yang paling disorot di balik kegagalan Tim Tango. Tapi kini, Messi dkk siap bertarung habis-habisan demi trofi bergengsi. "Selama masih ada Messi, kami adalah kandidat juara. Kami punya pemain terbaik sepanjang masa," bilang Juan Roman Riquelme, terkait kans armada Lionel Scaloni di Qatar
Diberdayakan oleh Blogger.
Rainbow Pinwheel Pointer