Mengenang Kembali Sihir Luka Modric di Piala Dunia 2018
Mengenang Kembali Sihir Luka Modric di Piala Dunia 2018 - Tahun 2018 hampir menjadi tahunnya Kroasia di turnamen Piala Dunia. Kala itu, untuk pertama kalinya mereka berpeluang untuk menjuarai turnamen akbar tersebut.
Kroasia mengawali perjalanan mereka di Piala Dunia dengan baik. Menjuarai grup D, Kroasia juga sukses mengalahkan Denmark, Rusia dan Inggris sehingga mereka lolos ke Final Piala Dunia.
Mimpi Kroasia menyabet gelar juara untuk pertama kalinya sepanjang sejarah harus sirna. Bermain gemilang dan unggul telak dari segi penguasaan bola maupun agresivitas peluang, Kroasia tetap kalah dari permainan efektif yang dibawa oleh Prancis.
Pertandingan berjalan cukup menarik di babak pertama. Kroasia lebih menguasai penguasaan bola ketimbang Prancis. Tapi, permainan serangan balik Prancis lebih menguntungkan dan membuat Kroasia frustrasi.
Prancis berhasil unggul lebih dulu setelah Mario Mandzukic membuat gol bunuh diri pada menit ke-18, setelah antisipasi tandukannya malah mengarah ke gawang sendiri. Namun, hanya butuh 10 menit bagi Kroasia menyamakan kedudukan. Adalah tembakan keras Ivan Perisic yang menembus jala Hugo Lloris. Setelah itu permainan Kroasia menurun, hingga akhirnya Prancis keluar sebagai kampiun di turnamen tersebut.
Baca Juga : Prediksi Borussia Dortmund Vs Villarreal 23 Juli 2022
Pulang sebagai runner-up, masih ada hadiah hiburan untuk Kroasia. Sang kapten yakni Luka Modric, dianugerahi gelar Pemain Terbaik edisi 2018. Kerja keras dan mobilitasnya tanpa henti selama tujuh laga di Rusia mendapat pengakuan dari FIFA.
Menjadi Pemain Terbaik
Luka Modric yang memegang ban kapten selalu diturunkan Kroasia di setiap pertandingan. Dari 736 pemain yang ada di Piala Dunia Rusia, Modric memiliki menit bermain terbanyak yaitu 694 menit dari tujuh pertandingan.
Di turnamen ini Modric juga mencetak dua gol serta satu assist dan memiliki persentase penguasaan bola sebanyak 87 persen. Dalam tujuh laga yang ia mainkan, Modric tiga kali meraih predikat man of the match.
Meski bertubuh mungil, gelandang Real Madrid ini punya kualitas komplit. Pemilik 152 caps serta 22 gol ini, selain punya olah bola ciamik dan pintar membaca permainan, Modric juga piawai melepaskan umpan-umpan kunci untuk membongkar pertahanan lawan.
Tak ayal, mantan penggawa Tottenham Hotspur itu kini menjelma sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia.
Peraih Pemain Terbaik yang Tidak Juara
Keputusan FIFA untuk memilih pemain terbaik dari tim yang kalah sendiri merupakan ulangan dari dua edisi sebelumnya. Di Piala Dunia 2014, FIFA memilih Lionel Messi dari Argentina sebagai pemain terbaik meski Jerman yang menjadi juara dunia.
Sementara di Piala Dunia 2010, FIFA memilih Diego Forlan yang justru gagal ke final. Forlan yang saat itu berada di peak performance mengantarkan Uruguay ke semifinal, tapi kemudian kalah oleh Belanda.
Sayang, di perebutan tempat ketiga, Uruguay harus mengakui kehebatan dari Jerman dengan skor tipis 2-3.
Tidak Menerima Hukuman Kartu
Sejatinya ini tak mengagetkan. Mendikte permainan, melepas umpan silang, mengirim bola lambung, menggiring bola serta memanfaatkan peluang sekecil apapun adalah tugas utama seorang playmaker.
Modric tak lupa akan sisi defensif seperti memberi bantuan atau memotong serangan. Risiko kartu pun diambil. Tercatat 12 kali pelanggaran yang ia lakukan, namun tak ada satupun membuahkan kartu baginya di turnamen tersebut.