Sensasi Bocah 16 Tahun Bernama Lamine Yamal
Sensasi Bocah 16 Tahun Bernama Lamine Yamal - Lamine Yamal membuat langkah penting pada pekan ketiga La Liga 2023/2024. Lamine Yamal masuk dalam starting XI Barcelona dan memainkan peran penting ketika klub asal Catalan tersebut menang 4-3 atas tuan rumah Villarreal.
Laga antara Villarreal dan Barcelona jadi panggung buat beberapa pemain penting. da juara Piala Dunia Juan Foyth, pemegang Pichichi saat ini Robert Lewandowski, pemegang Trofi Zamora Marc-André ter Stegen, penerima Trofi Zarra dua kali Gerard Moreno, hingga mantan Golden Boy Gavi.
Namun, MVP pertandingan adalah Lamine Yamal pemain belia berusia 16 tahun, yang baru saja mencatatkan penampilan keempatnya untuk tim pertama FC Barcelona.
Baca Juga : Tottenham Dekati Ansu Fati
Lamine Yamal sangat spektakuler di Estadio de la Cerámica. Sebelumnya, lulusan La Masia ini menunjukkan permainan berkesan saat bermain di sayap kanan, dalam pertandingan Los Blaugrana melawan Getafe CF dan Cádiz CF, dan Minggu malam kemarin ia kembali diberi kesempatan lagi oleh Xavi Hernández.
Kepercayaan sang pelatih pada pemuda ini langsung membuahkan hasil, ketika Lamine Yamal memberikan assist kepada Gavi untuk gol pembuka dengan umpan silang sempurna saat pertandingan baru berjalan 12 menit.
Simak ulasan lengkapnya di bawah ini ya.
Rekor Assist Lamine Yamal
Dengan assist tersebut, dan dengan usianya yang baru 16 tahun 45 hari, Lamine Yamal menjadi pesepak bola termuda yang memberikan assist dalam pertandingan LALIGA EA SPORTS di abad ke-21, menggeser rekor tersebut dari rekannya sendiri, Ansu Fati, yang memberikan assist pertamanya pada usia 16 tahun 318 hari.
Meski langsung mencatatkan namanya dalam buku sejarah di awal pertandingan, Lamine Yamal tidak berhenti di situ saja.
Ia juga sukses melakukan tiga percobaan dribelnya dalam pertandingan, mengirimkan 34 dari 37 umpan tepat sasaran (92%), mendapatkan dua tendangan bebas, melakukan satu tackle, satu intercept, dan dua kali tendangan membentur mistar gawang.
Dalam tendangan pertamanya yang menghantam mistar gawang. Dia melepaskan tembakan kencang dari tepi kotak penalti setelah melakukan pergerakan yang diinisiasi, lewat sentuhan satu-dua dengan Marcos Alonso, pemuda ini memperlihatkan betapa kuat tembakannya hingga membuat gawang bergetar.
Kemudian, pada menit ke-71 saat skor imbang 3-3, Lamine Yamal kembali melepaskan tembakan yang menghujam tiang gawang Filip Jörgensen, di mana bola liar hasil tendangan tersebut berhasil disambar oleh Robert Lewandowski menjadi gol keempat FC Barcelona.
Meskipun itu tidak dihitung sebagai assist kedua bagi Lamine, Ia berperan penting dalam menciptakan gol penentu kemenangan pertandingan.
Standing ovation dan Pujian dari Xavi
Saat digantikan beberapa menit kemudian, Lamine Yamal mendapatkan standing ovation dari penonton Estadio de la Cerámica. Meskipun dirinya menjadi otak dari kekalahan Villarreal CF, para penggemar mereka memahami bahwa mereka baru saja menyaksikan sesuatu yang istimewa.
Xavi Hernández juga menyadari hal ini. Dalam konferensi pers pasca pertandingan, pelatih Barça tersebut berujar: "Dia luar biasa. Dia membuat kami semua terkejut dan terus berkembang.
"Perkembangan yang ia tunjukkan hari ini sangat mengesankan. Dia diberikan kesempatan tampil karena kami percaya dia mampu membuat perbedaan. Dia sangat rendah hati, bekerja keras, dan suka sepak bola. Dia cerdas, dan dia membuat keputusan yang baik. Keputusan Lamine Yamal hampir selalu benar."
"Itu mengejutkan untuk seseorang yang baru berusia 16 tahun. Saya harap dia akan tetap di sini dalam waktu yang panjang, karena saya pikir dia adalah pemain yang bisa menentukan suatu era, tapi mari jangan memberikan tekanan kepadanya," tegas Xavi.
Siapa Lamine Yamal?
Memang perlu kesabaran mengingat usia pemain ini, namun sulit bagi penggemar FC Barcelona untuk tidak bersemangat tentang pemain yang sudah tampil sangat tajam dalam empat penampilannya bersama tim utama.
Debutnya datang menjelang akhir musim lalu, ketika ia masih berusia 15 tahun 290 hari, menjadi pemain termuda yang tampil dalam pertandingan La Liga untuk Barça.
Dibesarkan di Mataró, Catalonia, Lamine Yamal lahir dari ayah berdarah Maroko dan ibu berdarah Guinea Khatulistiwa. Lamine Yamal bergabung dengan La Masia di kelompok 7-a-side dan karena pandemi serta kenyataan bahwa ia di atas rata-rata dari usianya, ia baru memiliki pengalaman tiga musim bermain sepak bola 11 orang.
Itu membuat apa yang dilakukan Lamine Yamal semakin luar biasa, terutama bahwa ia menghadapi bek terbaik La Liga tanpa rasa takut. Seperti yang ia jelaskan setelah laga lawan Villarreal. "Untungnya, saya tidak takut. Saya mencoba melupakan itu dan bermain sepak bola, yang merupakan kemampuan saya," katanya.
"Ibuku memang gugup ketika saya menjadi starter, tapi dia sangat mendukung saya," ucapnya.
Dengan dukungan keluarganya, rekan setim, dan staf pelatih, serta dukungan dari para penggemar Barcelona, langit adalah batas bagi Lamine Yamal. Pada usia 16 tahun, ia telah menjadi orkestrator kemenangan bagi salah satu klub terbesar di dunia.