Usai Dihajar PSG, Sacchi Umbar Kebobrokan AC Milan
Usai Dihajar PSG, Sacchi Umbar Kebobrokan AC Milan - Eks pelatih AC Milan, Arrigo Sacchi, membeberkan apa saja hal yang salah di atas lapangan sehingga Rossoneri bisa sampai dihajar oleh PSG.
Milan berduel lawan PSG di matchday 3 Grup F Liga Champions 2023/2024 di Parc des Princes, Kamis (26/10/2023). Rossonari mulanya tampak seperti akan bisa menahan laju sang tuan rumah.
Namun pada akhirnya mereka malah kalah telak 3-0. Gol-gol PSG dicetak Kylian Mbappe, Randal Kolo Muani, dan Lee Kang-in.
Baca Juga : 2 Pemain yang Bisa Menentukan Hasil Laga El Clasico
PSG mestinya bisa saja menang dengan skor lebih besar. Sebab ada beberapa peluang yang tak bisa dieksekusi lini serang tim asuhan Luis Enrique tersebut.
Kebobrokan Milan
Penampilan AC Milan di laga lawan PSG itu dianalisa oleh Arrigo Sacchi. Ia lentas membeberkan apa saja kesalahan yang dilakukan oleh tim asuhan Stefano Pioli tersebut di atas lapangan.
Menurutnya, skuad Milan bermain kurang rapat. Mereka juga disebutnya tak bisa memprediksi bahwa PSG akan memakai strategi serangan balik.
Padahal taktik itu mestinya tak mengejutkan lagi bagi Milan atau siapa pun. Pasalnya PSG punya pemain cepat macam Ousmane Dembele dan Kylian Mbappe di lini serangnya.
"Terlepas dari hasil yang sering mempengaruhi penilaian di Italia, mari kita lihat bagaimana Rossoneri berada di lapangan: mereka merenggang dan sering kali dikejutkan oleh serangan balik tim Prancis itu (yang tidak akan terjadi jika lawannya memiliki Dembele dan Mbappe)," tulisnya dalam kolomnya untuk Gazzetta dello Sport, via SempreMilan.
Milan Tak Main Seperti Sebuah Tim
Arrigo Sacchi juga menyebut permainan AC Milan berantakan. Tiap lini tak bermain kompak.
Mereka juga disebutnya kesulitan menerjemahkan ide Stefano Pioli di atas lapangan. Sacchi juga menyebut Milan beruntung tak sampai kalah dengan skor lebih besar dari PSG.
“Tidak ada hubungan antara lini serang dan lini tengah, dan antara lini tengah dan lini pertahanan. Singkatnya: Milan bukanlah sebuah tim, mereka bukanlah sebuah kolektif. Sayangnya, permainan yang ditafsirkan dan dijalankan dengan buruk," terangnya.
“Saya melihat banyak kebingungan dalam ide dan penerapannya. Tidak pernah ada ketertiban di lapangan. Benar bahwa Rossoneri punya beberapa peluang, tapi juga benar bahwa Prancis selalu menguasai permainan dan bisa saja mencetak beberapa gol lagi,” tulisnya.